NEW MEXICO, KOMPAS.com
- Setelah sempat ditunda dua kali, misi skydiver asal Austria, Felix Baumgartner, untuk memecahkan rekor skydiving dari titik tertinggi akhirnya sukses. Minggu (14/2012) waktu Amerika Serikat, pria itu berhasil terjun dan mendarat dengan selamat.
Felix Baumgartner merencanakan misi setidaknya sejak 5 tahun lalu. Dengan keberhasilannya kali ini, dia memecahkan tiga rekor sekaligus. Pertama, menjadi penerjun pertama yang bisa terjun melebihi kecepatan suara dan tanpa bantuan apapun.
Baumgartner juga berhasil memecahkan rekor sebagai penerjun dengan titik terjun tertinggi. Laporan terakhir AP, Minggu, ketinggian yang berhasil dicapai 39,044 km. Pada rekor sebelumnya, kolonel US Air Force, Joe Kittinger, terjun dari ketinggian 31,2 km.
Penerjunan Baumgartner tak lepas dari drama. Setelah perencanaan penerjunan sempat ditunda karena faktor angin yang kurang mendukung, proses penerjunan pun menjadi detik-detik menegangkan.
Minggu sekitar pukul 22.30 WIB, Baumgartner memulai misi dengan naik menuju ketinggian terjun. Ia naik bersama kapsul yang telah diatur tekanannya, yang diangkat dengan balon helium. Serangkaian peralatan seperti GPS, pembaca kecepatan, pelindung pemanas dan kamera tersemat di pakaian khususnya.
Satu jam setelah terangkat naik, Baumgartner sampai pada ketinggian 19,2 km di atas permukaan laut. Kittinger yang juga menjadi anggota tim persiapan penerjunan ini mengatakan, "Semua dalam keadaan lampu hijau. Baik-baik saja."
Ada masalah yang sempat dihadapi saat penerjunan. Diwartakan BBC, Baumgartner seharusnya mulai terjun dengan posisi segitiga dengan kepala di bawah. Tapi, video yang merekam penerjunan menunjukkan posisi terjun sempat tak tepat.
Akibatnya, tubuh Baumgartner sempat tampak berputar-putar. Jika ini berlanjut, maka kerusakan pada mata, otak dan sistem kardiovaskular tak terhindarkan. Untunglah, dengan pengalaman 2500 skydiving, Baumgartner berhasil menstabilkan posisinya.
Sebelum drama itu pun, misi sempat akan dibatalkan. Bagian pelindung yang berfungsi memanaskan gagal bekerja. Akibatnya, ketika Baumgartner menghembuskan nafas, pelindung ini berkabut.
"Ini sangat serius, Joe," kata Baumgartner kepada Kittinger seperti dikutip BBC, Minggu. Meskipun demikian, kendala yang dihadapi bisa diselesaikan. Kittinger meyakinkan Baumgartner bahwa malaikat akan menjaganya.
Detik-detik menegangkan berakhir ketika proses penerjunan akhirnya lancar. Baumgartner terjun lebih cepat dari perkiraan, yakni selama 9 menit 3 detik. Sekitar 4 menit 44 detik dari penerjunan merupakan gerakan jatuh bebas sementara setelahnya adalah penerjunan dengan parasut.
Sesaat setelah pendaratan di gurun wilayah New Mexico, ia mengangkat tangan sebagai tanda kemenangan. Kolega, ibu dan pengendali misi pun menyambut riang keberhasilan itu. Baumgartner pun segera diangkut dengan helikopter untuk merayakan kemenangan.
Dengan keberhasilan ini, sejumlah risiko telah ditakhlukkan Baumgartner. Jika saat keluar dari kapsul pakaian khusus rusak, Baumgartner berisiko mengalami gejala ebullism alias darah mendidih. Terkait dengan posisi penerjunan, ia berisiko mengalami kerusakan organ.
Satu kalimat bermakna yang diungkapkan Baumgartner ialah, "Kadang kita harus berada di tempat yang sangat tinggi untuk melihat betapa kecilnya diri kita."
Secara kebetulan, keberhasilan Baumgartner menjadi manusia pertama yang terjun melampaui kecepatan suara tanpa alat bantu ini bertepatan dengan peringatan 65 tahun tes pilot Amerika Serikat, Chuck Yeager, yang berhasil terbang dengan pesawat melebihi kecepatan suara.
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar